Seblak: Makanan dan Budaya Khas Sunda

 Halo, Frasaders!

Tentu kita sudah pernah mendengar makanan yang satu ini, yaitu seblak. Makanan yang termasuk ke dalam cemilan ini memiliki cita rasa pedas, gurih, dan nikmat. Tidak heran jika orang yang pertama kali memakannya jadi ketagihan dan ingin mencicipinya lagi. Tahukah kamu, bahwa seblak ini berasal dari daerah mana?

Yups, benar sekali! Seblak ini berasal dari tanah sunda. Pada beberapa daerah, seblak seringkali dijadikan menu seru untuk dimasak bersama. Misal, di beberapa daerah di Sumedang, anak-anak seusia SD menjadikan aktifitas masak-masakan sebagai salah satu aktifitas bermain bersama dengan seblak sebagai menu pilihannya. Biasanya, anak-anak tersebut akan bersepakat untuk iuran/patungan, tidak selalu berupa uang. Ada yang sepakat untuk membawa bahan atau bumbu rempahnya, seperti kerupuk kemplang, cikur (kencur), bawang putih, gula merah, dll. Ada juga yang sepakat untuk membawa alat masaknya, seperti kompor (pada masa itu ada kompor minyak yang bisa dibawa ke luar atau ke lapangan), katel+sutilnya, piring, coet mutu (ulekan), dll. 

Awalnya, seblak ini hanya berisi kerupuk kemplang saja yang diberi bumbu halus dan air. Seiring berkembangnya kreatifitas masyarakat, serta kebutuhan daya tarik penjualan, seblak dimodifikasi dan dikombinasikan dengan aneka ragam topping atau tambahan bahan lainnya sehingga menambah cita rasa. Kini seblak tidak hanya berbahan kerupuk kemplang yang berwarna orange saja, tetapi juga ada telur, mie, ceker, tulang, bakso, sayuran, bahkan kerupuk yang digunakan pun bisa beraneka ragam. 

Hemm... Jadi ingin jajan ya, frasaders! 
Dari sebuah makanan ternyata kita bisa melihat adanya budaya yang melekat di masyarakat tersebut. Ternyata tidak hanya bahasa saja yang berkembang, makanan pun dapat berkembang atau dikembangkan sehingga kini dapat dinikmati di berbagai daerah. Jangan lupa, sesuatu yang dimasak bersama itu lebih nikmat dan berkesan, dari pada sekadar kita membeli dan memakannya bersama. Dari aktifitas memasak itu tumbuh kebersamaan, dan rasa saling percaya serta adanya kerja sama atau gotong royong. Oh, ya dengan terlibat dalam proses memasaknya tentu kita jadi lebih yakin dengan bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya. Ada juga loh, yang kapok makan seblak gara-gara abis makan dia jadi sakit perut parah sekali. Mungkin karena penjual seblaknya menggunakan bahan yang tidak higienis atau tidak alami. 

Jadi, tertarik buat bikin di dapur gak nih?
Frasaders yang suka masak, yuk bagi resepnya di kolom komentar!

Komentar