Coklat Silverqueen Part II

“Oii, oii…” ada seseorang menggoyang-goyangkan badanku. Perlahan aku mengucek mataku dan mengernyitkan dahi. Ternyata Septi sedang menatapku bingung. 

“Kenape?”, tanyanya. 

“Apaan?”, tanyaku kembali. 

“Itu?”, lanjutnya sembari mengarahkan matanya pada satu sudut. 

“Apatu?”, tanyaku. 

Kami pun akhirnya sama-sama terdiam. 


“Gini deh, elu beresin dulu; tenangin dulu; kalo udah baru deh kita sama-sama cerita", ucap Septi. 

Aku hanya mengangguk, tanda mengiyakan ucapannya. 


Paginya aku pergi ke kampus seperti biasa. Jajan Mie Ayam Sastra dan bala-bala (bakwan) di Mang Kumis. Mie Ayam Sastra emang juara, murah, enak, dan porsi gak pelit. Hari itu, aku dijemput Septi pulang bareng ke rumahnya. Kampus kami sebelahan, jadi bisa pulang bareng. 


“Eh tau ga?", tanya Septi. 

“Apaatuch?”, jawabku. 

“Ada yang ganjel ya makanya dia begitu”, sambung Septi. 

“Ini bahas apaan deh, jangan ngobrolin begitu. Parno gue, kita lagi di motor ini. Mana bentar lagi lewatin tempatnya lagi!", kataku. 

“Oh, yaudah yaudah. Skip deh”, jawab Septi. 


Sesampainya di rumah Septi, aku salim (salam, sun tangan) dulu ama Mamski, terus curhat di kampus ngapain aja. Mamski itu panggilan buat mamanya Septi yang udah aku anggep kaya mama angkat gitu. Cape curhat, kita lanjut makan bareng sambil dibumbuin gibah dikit. 


Ga kerasa udah jam sembilan malem, mulai lagi ga enak badan. 

“Sept, balurin dong! Kayanya aku masuk angin. Terus asam lambung naik nih.” Pintaku, 

“Hokey. “ jawabnya. 


Samar-samar wajah laki-laki kemarin terlihat lagi. Aku langsung membelalakan mata dan memegang tangan Septi yang lagi balurin minyak kayu putih di pundak. 


“Heh kenapa?”, tanyanya. 

“Ada lagi…"

“Apa? Siapa?”, 

“Dia”, 

“Dia siapa?”

“Dia yang kemarin”

“Hah? Ngapain? Mau apa?”

“Teuing. Siram air garem coba!”

“Hemm. Tau ah, malem ini ga mau tidur bareng elu. Gua pindah kamar” ucap Septi padaku, 

“Jangan! Temenin…" jawabku. 


Wajahnya makin jelas terlihat, mataku semakin berat. Perlahan kulepas genggaman tanganku pada Septi. Tak ada tenaga. Seketika, ku lihat di depanku sudah banyak orang berkerumun. Tak lama ada empat orang bapak-bapak mengangkat tubuh seorang laki-laki. Lalu digeletakan di trotoar dekat belokan. Lelaki itu terbaring tepat di sampingku. Wajahnya berlumuran darah, kakinya seperti patah, dan tangannya memegang sebatang coklat. 


Aku masih memerhatikan sekeliling. Banyak orang berkerumun, ada orang yang sedang mencoba memberhentikan mobil dengan tujuan meminta tolong untuk membawa korban, ada yang masih cekcok dengan supir angkot, ada beberapa orang yang hanya terdiam dan memerhatikan. 


Namun pandanganku terpaku pada seorang laki-laki. Dia jongkok disamping tubuh yang tergeletak. Baju mereka sama. Mereka seperti orang yang sama. Aku diam, pura-pura tak melihat laki-laki yang jongkok itu. Namun, dia malah melihat ke arahku, lalu mendekatiku. 


Kini dia tepat di sampingku, namun dia tak berbicara sepatah kata pun. Kami sekarang hanya berdiri dan melihat sekitar.


Tiba-tiba aku melihat seorang perempuan, menggunakan dress berwarna pink, menangis histeris. Wajahnya nampak pucat, air matanya berderai dan suaranya hampir parau karna terlalu lama menangis. 


Laki-laki itu masih di sampingku. Dia bilang coklat silverqueen itu untuk si wanita berbaju pink. Hari itu dia ulang tahun dan ingin memberikan coklat di hari ulang tahunnya. Tapi nahas, ketika akan mendatangi si wanita, dia tertabrak angkot tepat di dekat belokan. Padahal saat itu dia janji akan datang dan wanita itu sudah menunggu. Berdandan cantik untuk bertemu kekasihnya. Namun, kekasihnya tak kuniung datang. Puluhan sms sudah dikirim, namun tak satupun dibalas. Sampai ia pun mendapat kabar dari teman si laki-laki, bahwa kekasihnya telah menjadi korban kecelakaan karena tertabrak dan meninggal di tempat. 


Dia ingin menyampaikan ucapan selamat untuk kekasihnya yang saat itu tengah berulang tahun, ingin memujinya bahwa ia sangat cantik hari itu, dan memberikan coklat kesukaannya. 


Neko-2022

Selamat ulang tahun, aku bawakan coklat kesukaanmu. Kamu cantik hari ini.

Komentar